
Dovish The Fed
smart-money.co – Kebijakan dovish dari The Fed dan Bank Indonesia (BI) berpotensi tarik dana asing ke Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), meski pasar fluktuatif akibat reshuffle kabinet dan dinamika global. Oleh karena itu, peluang penguatan IHSG terbuka dengan dukungan pemangkasan suku bunga. Artikel ini merangkum sentimen pasar, proyeksi IHSG, dan saham unggulan, berdasarkan Liputan6.com per 17 September 2025, 10:20 WIB.
Sentimen Pasar dan Faktor Fluktuasi IHSG
Oktavianus Audi dari Kiwoom Sekuritas menilai IHSG fluktuatif karena reshuffle kabinet memicu kekhawatiran stabilitas fiskal. Dengan demikian, investor asing catatkan net sell Rp 5 triliun pasca-reshuffle. Selain itu, pemindahan dana Rp 200 triliun di BI tingkatkan likuiditas dan dukung proyek APBN. Misalnya, langkah ini tekan biaya dana. Untuk itu, Dovish The Fed dan BI Dorong Dana Asing ke IHSG dengan sentimen positif.
Kebijakan Dovish The Fed dan BI
The Fed berpotensi pangkas Federal Funds Rate (FFR) 50 basis poin hingga akhir 2025, turun ke 4,25%. Dengan kata lain, ini alihkan investasi ke aset berisiko seperti saham. Sementara itu, BI pertahankan BI rate 5%, tapi peluang dovish terbuka. Oleh sebab itu, Oktavianus prediksi dana asing masuk jika BI ikuti langkah dovish. Dengan demikian, kebijakan ini jadi katalis penguatan IHSG.
Performa IHSG dan Proyeksi
IHSG naik 1,06% ke 7.937,11 pada Senin, 15 September 2025, dengan transaksi Rp 16,78 triliun dan 33,54 miliar saham. Selain itu, 470 saham menguat, 209 melemah, dan 126 stagnan. Hendra Wardana dari Republik Investor optimis IHSG lanjutkan reli ke 7.950-7.975, dengan support 7.930-7.905. Untuk itu, ia sarankan saham BRMS, EMTK, BRPT, dan BKSL. Misalnya, BRMS melonjak 8,82% ke Rp 555 dengan net buy asing Rp 308 miliar.
Saham Unggulan dan Sektor Penggerak
Saham unggulan seperti BBCA (naik 1,26% ke Rp 8.025), BMRI, dan TLKM dominasi perdagangan. Selain itu, sektor infrastruktur (+2,34%), energi (+2,11%), dan teknologi (+2,20%) pimpin penguatan. Dengan kata lain, saham blue chip dan sektor riil tarik investor. Oleh sebab itu, Dovish The Fed dan BI Dorong Dana Asing ke IHSG terutama pada saham-saham ini.
Faktor Makro dan Global
Rupiah stabil di Rp 16.405 per USD, meski melemah tipis. Menurut Bank Indonesia, utang luar negeri Juli 2025 capai USD 432,5 miliar, tumbuh 4,1% yoy. Sementara itu, bursa Asia seperti Korea Selatan dan China menguat. Dengan demikian, sentimen global dukung IHSG. Untuk itu, investor pantau kebijakan The Fed dan Bank of England.
Tips untuk Investor
Investor amati level support 7.905 dan resistance 7.975. Selain itu, fokus pada saham blue chip seperti BBCA dan sektor energi seperti BRMS. Dengan kata lain, diversifikasi kurangi risiko. Oleh karena itu, gunakan analisis teknikal dan makro untuk timing perdagangan.
Kesimpulan
Dovish The Fed dan BI Dorong Dana Asing ke IHSG dengan potensi pemangkasan FFR ke 4,25% dan kebijakan BI yang fleksibel. IHSG proyeksi capai 7.975, didukung saham BBCA, BRMS, dan sektor infrastruktur. Dengan demikian, sentimen positif buka peluang investasi. Untuk itu, investor manfaatkan momentum ini dengan strategi cerdas.