
Rupiah Perkasa Lawan Dolar
smart-money.co – Rupiah Perkasa Lawan Dolar menguat 0,51% ke Rp16.640/US$ pada pembukaan perdagangan Senin, 29 September 2025, menurut Refinitiv. Ekonom Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, sebut surplus perdagangan September dan aliran dana masuk ke pasar keuangan jadi pendorong utama. Artikel ini mengulas penguatan nilai tukar, faktor penyebab, dampak pasar saham, respons investor, dan prospek ekonomi, per 30 September 2025.
Rupiah Perkasa Lawan Dolar: Kenaikan di Awal Pekan
Rupiah Perkasa Lawan Dolar dengan lonjakan 0,51% ke Rp16.640/US$ pada Senin pagi. Selain itu, penguatan ini lanjutkan kenaikan tipis 0,06% ke Rp16.725/US$ pada Jumat sebelumnya. Untuk itu, indeks dolar AS (DXY) turun 0,15% ke 98,003 pukul 09.00 WIB. Meski begitu, fluktuasi akhir bulan biasa terjadi. Oleh karena itu, pasar amati aliran dana masuk. Dengan demikian, nilai tukar tunjukkan ketahanan.
Rupiah Perkasa Lawan Dolar: Peran Surplus Perdagangan
Rupiah Perkasa Lawan Dolar berkat surplus perdagangan September yang penuhi kebutuhan dolar domestik. Selain itu, Myrdal Gunarto sebut ekspor dorong dana segar masuk. Untuk itu, pembayaran impor dan bunga utang akhir bulan terselesaikan. Meski begitu, ketergantungan pada ekspor komoditas rawan volatilitas. Oleh karena itu, diversifikasi ekspor jadi prioritas. Dengan demikian, surplus perdagangan perkuat posisi rupiah.
Rupiah Perkasa Lawan Dolar: Aliran Dana Keuangan
Rupiah Perkasa Lawan Dolar karena aliran dana masuk pasca-kepastian kebijakan deposito valas 4%. Selain itu, imbal hasil obligasi Indonesia yang tinggi tarik investor global. Untuk itu, IHSG naik 0,4%, didorong saham perbankan dan energi. Meski begitu, kebijakan The Fed bisa picu volatilitas. Oleh karena itu, Bank Indonesia pertahankan suku bunga 6%. Dengan demikian, kebijakan moneter jaga stabilitas.
Respons Investor terhadap Kenaikan Rupiah
Aliran dana asing Rp2,5 triliun masuk ke obligasi pada akhir September 2025. Selain itu, saham sektor energi, perbankan, dan emiten proyek pemerintah jadi incaran. Untuk itu, volume transaksi di BEI naik 15% minggu lalu. Meski begitu, investor waspadai data inflasi AS yang akan rilis. Oleh karena itu, strategi diversifikasi portofolio makin populer. Dengan demikian, pasar domestik kian menarik.
Prospek Nilai Tukar di Akhir 2025
Prospek rupiah bergantung pada dinamika global, terutama kebijakan The Fed. Selain itu, Bank Indonesia prediksi nilai tukar stabil di Rp16.300–16.600 hingga Desember 2025. Untuk itu, cadangan devisa $150 miliar dan surplus perdagangan dukung ketahanan. Meski begitu, pemilu AS dan ketegangan perdagangan jadi risiko. Oleh karena itu, pelaku pasar pantau harga komoditas. Dengan demikian, rupiah berpotensi tetap kuat.
Kesimpulan
Keren! Rupiah Perkasa Lawan Dolar, Ini Faktor Pendorongnya dengan kenaikan ke Rp16.640/US$ berkat surplus perdagangan dan aliran dana. Selain itu, kebijakan deposito valas 4% dan imbal hasil obligasi tinggi tarik investor. Untuk itu, IHSG naik 0,4%, tunjukkan optimisme pasar. Meski begitu, volatilitas global tetap jadi tantangan. Dengan demikian, rupiah siap hadapi akhir 2025 dengan kokoh.