
Bank Dunia
smart-money.co – Bank Dunia BUMN menjadi sorotan setelah laporan terbaru Bank Dunia mengungkapkan bahwa penciptaan lapangan kerja di Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Indonesia tertinggal 6 persen dibandingkan sektor swasta di kawasan Asia Timur dan Pasifik, termasuk Indonesia, China, dan Vietnam. Laporan bertajuk East Asia and The Pacific Economic Update October 2025: Jobs, yang dirilis pada 7 Oktober 2025, menyoroti rendahnya produktivitas BUMN dan tantangan pengangguran pemuda, yang mencapai 15 persen untuk usia 15-24 tahun di Indonesia. Selain itu, laporan ini menekankan perlunya reformasi untuk meningkatkan efisiensi BUMN dan mendukung pekerjaan berkualitas. Oleh karena itu, artikel ini mengulas temuan Bank Dunia BUMN, dampaknya pada ekonomi Indonesia, dan solusi yang diusulkan untuk mengatasi kesenjangan lapangan kerja.
Temuan Utama Bank Dunia
Produktivitas BUMN Lebih Rendah
Bank Dunia BUMN menyoroti bahwa produktivitas BUMN di Indonesia lebih rendah dibandingkan perusahaan swasta di sektor serupa, seperti energi, keuangan, dan infrastruktur. Data menunjukkan penciptaan lapangan kerja BUMN rata-rata 6 persen lebih rendah dari swasta di kawasan Asia Timur dan Pasifik. Selain itu, dominasi BUMN di sektor strategis sering kali menghambat inovasi dan efisiensi perusahaan swasta. “BUMN cenderung memperlambat produktivitas sektor,” ujar laporan tersebut. Akibatnya, rendahnya penciptaan lapangan kerja berkontribusi pada stagnasi upah pekerja. Dengan demikian, tantangan ini memerlukan perhatian serius dari pemerintah.
Meskipun demikian, BUMN tetap memiliki peran penting dalam menjaga stabilitas ekonomi, terutama melalui bank BUMN yang menjangkau wilayah pedesaan. Oleh karena itu, reformasi diperlukan untuk menyeimbangkan peran strategis dan efisiensi.
Tingkat Pengangguran Pemuda Tinggi
Laporan Bank Dunia menunjukkan bahwa pemuda Indonesia usia 15-24 tahun menghadapi tingkat pengangguran hampir 15 persen, menjadikan Indonesia sebagai negara dengan pengangguran pemuda tertinggi kedua di kawasan setelah China. Selain itu, banyak pekerja muda terjebak di sektor jasa bergaji rendah, seperti perdagangan retail dan transportasi online, yang menawarkan produktivitas rendah. Akibatnya, kemajuan pengentasan kemiskinan terancam, dengan proporsi penduduk rentan jatuh ke kemiskinan melebihi kelas menengah. Dengan demikian, Bank Dunia BUMN menekankan perlunya pekerjaan berkualitas untuk generasi muda.
Dampak pada Ekonomi Indonesia
Risiko Kemiskinan dan Ketimpangan
Bank Dunia BUMN memperingatkan bahwa rendahnya penciptaan lapangan kerja di BUMN memperparah risiko kemiskinan, terutama bagi pekerja muda. Data menunjukkan bahwa satu dari tujuh orang di Indonesia tidak memiliki pekerjaan produktif, memperburuk ketimpangan sosial. Selain itu, dominasi BUMN di sektor strategis menghambat masuknya perusahaan swasta yang lebih inovatif, membatasi peluang kerja baru. Akibatnya, frustrasi di kalangan pemuda dapat memicu ketidakstabilan sosial, seperti protes yang terlihat di beberapa negara Asia. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengatasi hambatan struktural ini untuk mendorong pertumbuhan inklusif.
Peran Strategis BUMN
BUMN, seperti bank (BNI, BRI, Mandiri, BTN) dan perusahaan energi (Pertamina, PLN), berperan besar dalam mendukung inklusi finansial dan infrastruktur nasional. Selain itu, bank BUMN menawarkan layanan di wilayah terpencil yang sering diabaikan swasta. Namun, rendahnya efisiensi BUMN menghambat potensi penciptaan lapangan kerja yang lebih besar. Dengan demikian, Bank Dunia BUMN mendorong reformasi untuk meningkatkan daya saing BUMN tanpa mengorbankan peran sosialnya.
Solusi dari Bank Dunia
Investasi pada Pelatihan dan Produktivitas
Bank Dunia menyarankan peningkatan kapasitas sumber daya manusia melalui pelatihan vokasi untuk menyiapkan pekerja muda menghadapi pasar kerja modern. Selain itu, investasi di sektor infrastruktur dan teknologi digital dapat menciptakan pekerjaan berkualitas di bidang agribisnis, kesehatan, dan manufaktur. “Pelatihan yang relevan akan meningkatkan produktivitas,” ujar laporan tersebut. Akibatnya, BUMN dapat bermitra dengan swasta untuk mengembangkan program pelatihan. Dengan demikian, langkah ini akan mengurangi pengangguran pemuda dan meningkatkan efisiensi BUMN.
Mendorong Kompetisi dan Investasi Swasta
Bank Dunia menekankan pentingnya iklim usaha yang kondusif untuk menarik investasi swasta. Selain itu, reformasi regulasi, seperti penyederhanaan izin usaha, dapat mendorong masuknya perusahaan baru yang inovatif. “Kompetisi akan menciptakan lapangan kerja kelas menengah,” ujar laporan tersebut. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengurangi dominasi BUMN di sektor tertentu untuk membuka peluang bagi swasta. Dengan demikian, Bank Dunia BUMN mendorong kolaborasi antara sektor publik dan swasta untuk pertumbuhan ekonomi.
Perbandingan dengan Negara Lain
Tantangan di China dan Vietnam
Di China dan Vietnam, BUMN juga menghadapi tantangan serupa, dengan penciptaan lapangan kerja 6 persen lebih rendah dari swasta. Selain itu, pengangguran pemuda di China mencapai 15 persen, mirip dengan Indonesia, dengan banyak pekerja terjebak di sektor jasa bergaji rendah. Akibatnya, risiko kemiskinan meningkat di kedua negara. Dengan demikian, reformasi BUMN menjadi kebutuhan regional untuk mendorong produktivitas.
Keunggulan Bank BUMN Indonesia
Bank BUMN Indonesia, seperti BRI dan Mandiri, unggul dalam menjangkau masyarakat pedesaan melalui program kredit mikro dan inklusi finansial. Selain itu, Bank Syariah Indonesia (BSI) mendukung pembiayaan syariah yang semakin populer. Meskipun demikian, Bank Dunia menyarankan bank BUMN meningkatkan efisiensi operasional agar lebih kompetitif dengan bank swasta. Oleh karena itu, kombinasi peran sosial dan daya saing menjadi kunci.
Dampak Sosial dan Ekonomi
Pengangguran Pemuda dan Stabilitas Sosial
Tingkat pengangguran pemuda yang tinggi memicu risiko ketidakstabilan sosial, seperti protes atau ketidakpuasan terhadap pemerintah. Selain itu, rendahnya penciptaan lapangan kerja BUMN memperparah ketimpangan pendapatan, terutama di wilayah perkotaan. Akibatnya, generasi muda kesulitan mencapai kesejahteraan ekonomi. Dengan demikian, solusi seperti pelatihan dan investasi swasta sangat penting untuk menekan risiko ini.
Kontribusi BUMN pada Ekonomi
BUMN tetap menjadi tulang punggung ekonomi Indonesia, terutama di sektor energi, transportasi, dan keuangan. Selain itu, proyek infrastruktur seperti pembangunan IKN di Kalimantan Timur melibatkan BUMN sebagai penggerak utama. Meskipun demikian, rendahnya produktivitas membatasi potensi BUMN untuk menciptakan lapangan kerja baru. Oleh karena itu, Bank Dunia BUMN menyerukan reformasi untuk mengoptimalkan peran BUMN.
Penutup
Bank Dunia BUMN mengungkapkan bahwa penciptaan lapangan kerja BUMN Indonesia tertinggal 6 persen dari swasta, dengan pengangguran pemuda mencapai 15 persen. Laporan East Asia and The Pacific Economic Update October 2025 menekankan perlunya reformasi BUMN, pelatihan vokasi, dan investasi swasta untuk menciptakan pekerjaan berkualitas. Oleh karena itu, pemerintah harus menyeimbangkan peran strategis BUMN dengan efisiensi untuk mendukung pertumbuhan inklusif. Dengan demikian, langkah ini akan mengurangi risiko kemiskinan dan memastikan masa depan ekonomi yang lebih cerah bagi generasi muda Indonesia.