Mahkamah Agung AS Ragukan Legalitas
smart-money.co – Mahkamah Agung AS ragukan legalitas tarif impor Trump pada sidang 5 November 2025. Hakim konservatif seperti John Roberts, Neil Gorsuch, dan Amy Coney Barrett mempertanyakan dasar Undang-Undang Kewenangan Ekonomi Darurat Internasional (IEEPA) untuk tarif puluhan miliar dolar per bulan. Jika ditolak, pemerintah AS harus kembalikan lebih dari US$100 miliar ke importir dan batasi kekuasaan presiden. Artikel ini bahas Mahkamah Agung AS ragukan legalitas tarif impor Trump, sidang, argumen, implikasi, dan update 2025.
Sidang Mahkamah Agung AS: Tarif Trump Melewati Batas
Mahkamah Agung AS gelar sidang lebih dari 2,5 jam pada 5 November 2025 untuk bahas legalitas tarif Trump. Pebisnis mainan Woldenberg gugat kebijakan ini. Sebagai contoh, Ketua John Roberts sebut tarif sebagai “pajak terhadap warga AS, kewenangan Kongres”. Selain itu, Gorsuch dan Barrett tanya tajam tentang IEEPA 1977 yang beri presiden darurat ekonomi. Dengan demikian, Trump melampaui batas. Oleh karena itu, pengadilan tingkat pertama tolak tarif pada Mei 2025, banding federal kuatkan pada Agustus 2025. Akibatnya, MA jadi penentu akhir.
Argumen Trump vs Kritik Hakim
Trump klaim IEEPA beri kewenangan darurat ekonomi lindungi AS dari “krisis mematikan” China. Sebagai contoh, Jaksa Agung John Sauer sebut tarif lindungi ekonomi nasional. Selain itu, 40% impor AS jadi bahan produksi, tarif bikin industri domestik “kurang kompetitif”. Namun, hakim kritik: Tarif mirip pajak, bukan darurat. Dengan demikian, Kavanaugh sebut “aneh jika presiden boleh larang impor tapi tidak tarif kecil”. Oleh karena itu, putusan mungkin batasi, bukan larang. Akibatnya, masa depan tarif Trump bergantung.
Implikasi Jika Tarif Trump Ditolak
Mahkamah Agung AS tolak tarif, pemerintah kembalikan US$100 miliar+ ke importir, beban usaha hilang. Sebagai contoh, tarif 145% China April 2025 pindah ke India, tapi banding gagal. Selain itu, batasi kekuasaan presiden ekonomi, kurangi tekanan dagang mitra. Dengan demikian, ekonomi AS lebih bebas. Oleh karena itu, dampak global: China untung, AS impor murah. Akibatnya, perdagangan multilateral naik.
Update Tarif Trump 2025
Pemerintah AS turunkan tarif fentanyl China 10% usai kesepakatan Xi-Trump. Sebagai contoh, tarif mainan digugat hingga MA. Selain itu, Trump-Prabowo sepakat 19% tarif Indonesia. Dengan demikian, proteksionisme AS melunak. Oleh karena itu, pantau putusan MA Desember. Akibatnya, perdagangan global stabil.
Mahkamah Agung AS ragukan legalitas tarif impor Trump: Sidang 5 November 2025, IEEPA dibahas, potensi kembalikan US$100 miliar. Oleh karena itu, pantau putusan. Sebagai contoh, Roberts kritik pajak. Selain itu, Gorsuch skeptis. Dengan demikian, ekonomi AS berubah. Akhirnya, perdagangan adil!
