
IHSG menguat
smart-money.co – IHSG menguat ke level 7.905,58 saat dibuka pada Senin, 15 September 2025, naik 0,66% atau 51,52 poin dari penutupan sebelumnya. Penguatan ini didorong saham big caps seperti TLKM, BMRI, BBNI, dan BBCA. Dengan demikian, pasar positif sejalan sentimen global dan domestik. Oleh karena itu, berikut analisis lengkap IHSG menguat hari ini, termasuk top gainers, losers, dan proyeksi pekan 15-19 September, berdasarkan data BEI dan analis seperti Indo Premier Sekuritas (IPOT).
1. Pergerakan IHSG dan Kapitalisasi Pasar
IHSG menguat hingga pukul 09.02 WIB, dengan level terendah 7.889,18 dan tertinggi 7.912,87. Sebanyak 334 saham naik, 125 turun, dan 192 stagnan. Sementara itu, kapitalisasi pasar capai Rp14.244,55 triliun. Sebagai contoh, penguatan 0,66% tunjukkan sentimen bullish. Dengan kata lain, likuiditas tinggi dorong perdagangan aktif. Meski begitu, volatilitas tetap ada di tengah keputusan The Fed. Berikutnya, IHSG tutup Jumat lalu di 7.854, beri momentum awal.
2. Pendorong Penguatan: Saham Big Caps
TLKM naik 2,26% ke Rp3.170, BMRI 1,99% ke Rp4.610, BBNI 1,33% ke Rp4.580, dan BBCA 1,26% ke Rp8.025. Saham-saham ini jadi tulang punggung IHSG menguat. Sementara itu, sektor perbankan dan telekomunikasi dominasi. Sebagai contoh, TLKM untungkan dari ekspansi digital. Dengan demikian, big caps stabilkan indeks. Meski begitu, volume transaksi harian capai Rp17,84 triliun, tunjukkan partisipasi kuat. Oleh karena itu, investor asing dan domestik positif.
3. Top Gainers dan Losers
Top gainers dipimpin PGLI naik 16,67% ke Rp294, diikuti KETR 14,61% ke Rp102. Sementara itu, top losers MPXL turun 12,63% ke Rp166 dan HOPE 5,92%. Sebagai contoh, PGLI untungkan dari sentimen properti. Dengan kata lain, saham kecil volatil tapi beri peluang. Meski begitu, IHSG menguat secara keseluruhan berkat big caps. Berikutnya, 405 saham naik Jumat lalu beri momentum.
4. Proyeksi Pekan Ini: 15-19 September
IPOT proyeksikan IHSG menguat di support 7.800 dan resistance 8.000. Indikator Stochastic RSI tunjukkan reversal, MACD menyempit positif. Sementara itu, tutup di atas MA20 beri sinyal bullish. Sebagai contoh, keputusan The Fed 16-17 September (potong 25 bps ke 4,0%-4,25%) dorong modal asing masuk emerging market. Dengan demikian, harga emas naik sebagai safe haven. Meski begitu, BI Rate tetap 5% di RDG 16-17 September. Oleh karena itu, sentimen global dan domestik positif.
5. Sentimen Domestik dan Rekomendasi Saham
Kemenkeu tempatkan Rp200 triliun di bank BUMN untuk likuiditas dan kredit riil. IPOT rekomendasikan BBTN (target Rp1.545), MDKA (Rp2.910), dan BSDE (Rp1.235). Sementara itu, sektor perbankan dan properti untungkan dari suku bunga rendah. Sebagai contoh, stimulus pemerintah dorong properti. Dengan demikian, IHSG berpotensi naik. Meski begitu, pantau Bank of Japan, BoE, dan BoC. Berikutnya, fokus kebijakan moneter kurangi ketidakpastian.
Tantangan dan Risiko IHSG
IHSG menguat hari ini, tapi volatilitas pekan ini dari kebijakan bank sentral. Sementara itu, utang global dan perdagangan tekan emerging market. Sebagai contoh, proyeksi The Fed dovish beri sentimen positif, tapi kejutan bisa picu koreksi. Dengan demikian, support 7.800 krusial. Meski begitu, likuiditas Rp200 triliun stabilkan pasar. Oleh karena itu, diversifikasi saham big caps aman. Berikutnya, pantau data inflasi AS.
Kesimpulan
IHSG menguat ke 7.905 didorong TLKM, BMRI, dan BBCA, dengan proyeksi positif pekan ini. Sentimen The Fed dovish dan stimulus domestik dorong momentum. Dengan demikian, resistance 8.000 terlihat. Meski tantangan ada, rekomendasi BBTN dan MDKA beri peluang. Mulai sekarang, pantau kebijakan moneter untuk investasi cerdas.