
Downgrade Rating Prancis
smart-money.co – S&P Global menurunkan peringkat utang Prancis dari AA- menjadi A+ pada 18 Oktober 2025, memperingatkan bahwa ketidakstabilan politik membahayakan upaya pemerintah memperbaiki keuangan negara. Langkah tak terjadwal ini jarang terjadi, tapi S&P menilai gonjang-ganjing politik menghambat investasi dan konsumsi swasta, sehingga memperlambat pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, Downgrade Rating Prancis ini menekankan urgensi konsolidasi fiskal di tengah defisit anggaran yang membengkak.
Pemerintah Prancis menargetkan defisit 5,4% PDB untuk 2025, tapi S&P memprediksi pemulihan lambat tanpa langkah tambahan. Dengan demikian, penurunan ini menambah tekanan pada biaya pinjaman Prancis, yang kini hanya A+ dari dua agensi utama setelah Fitch juga memangkasnya bulan lalu. Misalnya, Menteri Keuangan Roland Lescure menegaskan tanggung jawab bersama parlemen untuk menyetujui anggaran akhir tahun ini.
Penyebab Utama Downgrade Rating Prancis
Downgrade Rating Prancis dipicu oleh ketidakpastian kebijakan pasca-seminggu penuh ketegangan politik. Perdana Menteri Sebastien Lecornu berjanji menangguhkan reformasi pensiun 2023 yang kontroversial untuk selamatkan pemerintahan minoritasnya dari dua mosi tidak percaya. Langkah ini, meski selamatkan Lecornu pada Kamis lalu, memerlukan dukungan dari anggota parlemen Sosialis dengan mengorbankan agenda Presiden Emmanuel Macron. Selain itu, pengangguran reformasi ini menambah beban defisit, karena pensiun lebih awal berpotensi naikkan pengeluaran negara.
S&P menyatakan bahwa ketidakpastian ini akan memengaruhi perekonomian dengan menekan aktivitas investasi dan konsumsi, sehingga pertumbuhan hanya 0,7% pada 2025 dan pulih tipis ke 1% pada 2026. Dengan demikian, Downgrade Rating Prancis mencerminkan risiko politik yang lebih luas, termasuk pemilu presiden 2027 yang mendekat.
Respons Pemerintah Prancis terhadap Downgrade
Pemerintah Prancis langsung bereaksi terhadap Downgrade Rating Prancis dengan komitmen tegas. Menteri Keuangan Roland Lescure menyebut penurunan ini sebagai “panggilan untuk bertindak” dan menegaskan target defisit 5,4% PDB untuk 2025 tetap terpenuhi. Ia menekankan tanggung jawab kolektif pemerintah dan parlemen untuk adopsi anggaran 2026 yang tekan defisit ke 4,7% PDB. Selain itu, Lecornu menyerahkan rancangan anggaran 2026 ke Majelis Nasional pada 14 Oktober, meski menghadapi tantangan dari oposisi.
Dengan demikian, pemerintah berupaya stabilkan pasar dengan menjanjikan disiplin pengeluaran pusat dan peningkatan pendapatan. Misalnya, subsidi energi dan belanja kesehatan tetap dikendalikan, tapi S&P memperingatkan risiko spillover ke biaya pinjaman swasta jika utang pemerintah terus naik. Oleh karena itu, Downgrade Rating Prancis mendorong reformasi lebih cepat untuk capai target UE 3% defisit PDB pada 2029.
Proyeksi Ekonomi Pasca-Downgrade Rating Prancis
Downgrade Rating Prancis memproyeksikan pertumbuhan ekonomi lambat di tengah utang yang membengkak. S&P memperkirakan PDB nyata hanya tumbuh 0,7% pada 2025, dengan pemulihan moderat ke 1% pada 2026, karena belanja kesehatan, subsidi energi, dan transfer pemerintah daerah menekan anggaran. Selain itu, pasar obligasi Prancis mungkin naikkan yield, tingkatkan biaya pinjaman pemerintah yang sudah capai 110% PDB.
Risiko tetap tinggi, terutama jika ketidakpastian politik meluas ke 2027. Dengan demikian, S&P menjaga outlook stabil, seimbangkan utang naik dengan kekuatan ekonomi Prancis seperti pasar tenaga kerja kuat dan tabungan domestik besar. Misalnya, Fitch dan Moody’s juga beri peringatan serupa, dorong Prancis percepat konsolidasi fiskal.
Implikasi Jangka Panjang Downgrade Rating Prancis
Downgrade Rating Prancis ini menjadi yang ketiga dalam setahun, setelah Fitch pangkas ke A+ bulan lalu dan S&P ubah outlook ke negatif awal tahun. Implikasi jangka panjang termasuk biaya pinjaman lebih tinggi yang hambat investasi swasta dan konsumsi, potensial picu resesi ringan jika reformasi macet. Selain itu, eurozone kedua terbesar ini berisiko pengaruh spillover ke negara tetangga seperti Jerman dan Italia.
Pemerintah Macron harus bangun konsensus politik untuk hindari krisis lebih dalam. Oleh karena itu, Downgrade Rating Prancis jadi peringatan bagi pemimpin Eropa tentang bahaya populisme fiskal. Dengan demikian, Prancis perlu inovasi seperti pajak progresif atau efisiensi belanja untuk stabilkan utang dan pulihkan kepercayaan investor.