
Harga Emas US$4.000
smart-money.co – Harga emas dunia terus melaju, mencatat US$3.784 per troy ounce pada September 2025, naik 8,88% dari US$3.476, menurut laporan pasar. Target Harga Emas US$4.000 jadi sorotan, dengan Goldman Sachs prediksi capai level ini pada pertengahan 2026, atau bahkan US$4.500 jika resesi global terjadi. Faktor seperti pemangkasan suku bunga The Fed, ketegangan geopolitik, dan permintaan safe haven dorong reli ini. Di Indonesia, emas Antam tembus Rp2,198 juta per gram pada 29 September 2025. Artikel ini mengulas tren Harga Emas US$4.000, faktor pendorong, tantangan, dampak lokal, dan prospek ke depan, per 29 September 2025.
Harga Emas US$4.000 dan Reli Global
Emas dunia tembus US$3.784 per troy ounce pada September 2025, naik 1,6% mingguan, menuju Harga Emas US$4.000. Selain itu, harga spot capai US$3.683,10 per ons, didorong ekspektasi pemangkasan suku bunga The Fed. Untuk itu, investor beralih dari dolar AS yang lemah (indeks DXY turun ke 97,046) ke emas sebagai aset safe haven. Meski begitu, volatilitas pasar saham AS bisa picu koreksi jangka pendek. Oleh karena itu, permintaan emas dari bank sentral dan industri AI global perkuat tren bullish. Dengan demikian, target US$4.000 kian dekat.
Faktor Pendorong Menuju Harga Emas US$4.000
Tiga faktor utama dorong Harga Emas US$4.000: suku bunga, geopolitik, dan permintaan. Selain itu, The Fed pangkas suku bunga 25 basis poin pada September 2025, lemahkan dolar AS dan pacu minat emas. Untuk itu, ketegangan geopolitik, seperti konflik global dan ketidakpastian pemilu AS, tingkatkan daya tarik emas. Meski begitu, pernyataan The Fed tentang suku bunga stabil bisa picu aksi “sell the fact”. Oleh karena itu, cadangan emas bank sentral naik 15% pada 2024, perkuat permintaan. Dengan demikian, fundamental kuat dukung reli harga.
Tantangan di Jalan Menuju US$4.000
Perjalanan menuju US$4.000 hadapi rintangan. Selain itu, volatilitas pasar saham AS, yang turun 30% dari puncak menurut Bloomberg Economics, bisa picu likuidasi emas jangka pendek. Untuk itu, kenaikan inflasi inti AS (0,4% MoM) dan potensi suku bunga tinggi tahan laju emas. Meski begitu, investor swasta di BullionVault catat pembukaan akun terbanyak sejak 2022, tunjukkan minat kuat. Oleh karena itu, spekulan perlu waspadai koreksi harga jika The Fed tunda pemangkasan suku bunga. Dengan demikian, jalan menuju Harga Emas US$4.000 tetap berliku.
Dampak Harga Emas US$4.000 di Indonesia
Di Indonesia, harga emas Antam capai Rp2,198 juta per gram pada 29 September 2025, naik Rp7.000 dari hari sebelumnya, sementara buyback di Rp2,045 juta per gram. Selain itu, emas digital Treasury tembus Rp1,938 juta per gram, naik Rp12.000. Untuk itu, kenaikan ini picu aliran masuk Rp2,5 triliun ke emas digital pada September 2025. Meski begitu, kurs rupiah (Rp16.645/US$) dan biaya pemurnian buat harga lokal 5-6% lebih mahal dari spot global. Oleh karena itu, investor gunakan platform seperti Lakuemas dan IndoGold untuk investasi praktis. Dengan demikian, tren global pacu antusiasme lokal.
Prospek Masa Depan Emas Global
Prospek emas dunia cerah menuju US$4.000. Selain itu, Goldman Sachs prediksi Harga Emas US$4.000 tercapai pada 2026, atau US$4.500 jika resesi global terjadi. Untuk itu, permintaan dari industri elektronik, AI, dan cadangan bank sentral perkuat tren bullish. Meski begitu, risiko kenaikan suku bunga The Fed dan stabilisasi dolar AS bisa tahan laju. Oleh karena itu, platform digital seperti Treasury prediksi transaksi emas naik 20% di 2026. Dengan demikian, investor disarankan diversifikasi untuk raih peluang di tengah volatilitas.
Kesimpulan
Wow! Harga Emas US$4.000, Jalan Berliku Menuju Puncak tunjukkan potensi emas dunia capai level baru. Selain itu, suku bunga The Fed, ketegangan geopolitik, dan permintaan safe haven jadi pendorong utama. Untuk itu, Indonesia rasakan dampak dengan emas Antam Rp2,198 juta per gram. Meski begitu, volatilitas pasar jadi tantangan. Dengan demikian, Harga Emas US$4.000 realistis dengan strategi investasi tepat di tengah jalan berliku.