Harga Minyak Mentah Dunia Turun
smart-money.co – Harga minyak mentah dunia turun pada 7 November 2025, tekanan kelebihan pasokan OPEC+ dan permintaan AS lemah. Sebagai contoh, Brent turun 0,22% ke US$63,38/barel, WTI 0,29% ke US$59,43/barel. Selain itu, Oktober 2025 penurunan ketiga berturut-turut. Dengan demikian, stok AS naik 5,2 juta barel ke 421,2 juta. Oleh karena itu, artikel ini bahas tren, faktor, implikasi, dan prediksi 2025.
Tren Harga Minyak Mentah Dunia 2025
Harga minyak mentah dunia turun 17% sejak Januari 2025, dipicu OPEC+ tingkatkan produksi 1 juta barel/hari. Sebagai contoh, Arab Saudi turunkan harga Asia Desember. Selain itu, produksi non-OPEC (AS, Brasil) naik 1,5 juta barel/hari. Dengan demikian, surplus global 1 juta barel/hari. Oleh karena itu, IEA prediksi harga US$60 akhir 2025. Akibatnya, pasar gejolak.
Faktor Penyebab Harga Minyak Turun
Pasokan melimpah dan permintaan lemah tekan harga. Sebagai contoh, stok AS naik 5,2 juta barel, di atas ekspektasi 0,6 juta. Selain itu, kilang AS operasi rendah 80% dari maintenance. Dengan demikian, permintaan bensin turun 4,7 juta barel. Oleh karena itu, China impor lambat 0,8 juta barel/hari. Akibatnya, harga Brent-WTI spread melebar US$4.
Implikasi Ekonomi Global dan Indonesia
Turunnya harga minyak mentah dunia untung impor minyak Indonesia. Sebagai contoh, subsidi BBM hemat Rp 20 triliun Q4 2025. Selain itu, inflasi turun 0,5%. Dengan demikian, ekonomi RI tumbuh 5,2% akhir tahun. Oleh karena itu, tantangan: Pendapatan Pertamina turun 10%. Akibatnya, diversifikasi energi terbarukan naik.
Update Tren Minyak 2025
Update 2025: OPEC+ tunda kenaikan produksi hingga Desember. Sebagai contoh, sanksi Rusia Lukoil dukung harga. Selain itu, AS produksi rekor 13,8 juta barel/hari Agustus. Dengan demikian, surplus 2026 US$50/barel (Capital Economics). Oleh karena itu, pantau PMI manufaktur AS. Akibatnya, volatilitas rendah.
Harga minyak mentah dunia turun: Brent US$63,38, WTI US$59,43, pasokan OPEC+ & AS tekanan. Oleh karena itu, untung impor RI. Sebagai contoh, stok AS naik 5,2 juta barel. Selain itu, China impor lambat. Dengan demikian, harga US$60 akhir 2025. Akibatnya, ekonomi stabil!
