
IHSG 9 Oktober
smart-money.co – IHSG 9 Oktober membuka sesi perdagangan dengan penguatan 0,23% atau 21,68 poin ke level 8.187,70 pada pukul 09.26 WIB, setelah koreksi tipis kemarin. Sektor infrastruktur menjadi motor utama, diikuti perbankan dan energi, meskipun lebih banyak saham melemah. Selain itu, IHSG bergerak di rentang 8.169,94 hingga 8.204,45, dengan 329 saham menguat, 193 melemah, dan 148 stagnan. Stabilitas makroekonomi, seperti inflasi 2,65% YoY dan surplus perdagangan US$5,49 miliar, mendukung pasar. Oleh karena itu, artikel ini mengulas pergerakan IHSG 9 Oktober, faktor pendorong, dan saham potensial untuk investor.
IHSG 9 Oktober: Dinamika Pasar Saham
Infrastruktur Pimpin Penguatan IHSG Hari Ini
Sektor infrastruktur melesat 2,01%, mendorong IHSG 9 Oktober ke level 8.184, dengan saham seperti CUAN (Chandra Asri Pacific) dan CDIA (Chandra Daya Investasi) dari grup Prajogo Pangestu unggul. Selain itu, sektor perbankan naik 1,01%, didukung BBRI dan BBCA. Akibatnya, IHSG membentuk pola uptrend, meskipun investor asing mencatat net sell Rp494 miliar kemarin. Dengan demikian, dominasi investor domestik (72,89% transaksi) menjadi penopang utama.
Meskipun demikian, indeks LQ45 turun tipis 0,04% ke 784, menandakan tekanan pada saham blue chip. Oleh karena itu, investor perlu memantau level support 8.120 untuk antisipasi koreksi.
Faktor Makroekonomi dan Global
Inflasi stabil di 2,65% YoY dan PMI manufaktur ekspansif di 50,4 mendukung IHSG 9 Oktober, menurut data Bank Indonesia. Selain itu, surplus neraca perdagangan US$5,49 miliar menjaga rupiah di kisaran Rp15.200 per dolar AS. Di sisi global, pelonggaran kebijakan moneter The Fed mendorong aliran dana ke pasar emerging seperti Indonesia. Akibatnya, IHSG berpotensi menuju 8.260–8.302 hari ini. Dengan demikian, stabilitas politik pasca-reshuffle kabinet turut menguatkan sentimen.
Rekomendasi Saham untuk Pasar Saham 9 Oktober
Saham Infrastruktur: AKRA dan EXCL
Sektor infrastruktur mendominasi IHSG 9 Oktober, menjadikan AKRA (Adaro Energy) pilihan beli di Rp2.500–Rp2.600 dengan target Rp2.800. Selain itu, EXCL (XL Axiata) potensial naik 5% di Rp2.200–Rp2.300, berkat ekspansi jaringan 5G. Oleh karena itu, saham ini menarik untuk trading jangka pendek.
Saham Konsumer: INDF dan BBYB
INDF (Indofood Sukses Makmur) direkomendasikan beli di Rp6.500 dengan target Rp7.000, didorong penjualan makanan naik 8% YoY. Selain itu, BBYB (Bank Yudha Bhakti) berpotensi rebound 3% di Rp1.200–Rp1.250, berkat pertumbuhan kredit UMKM. Akibatnya, sektor konsumer menjadi pelindung dari volatilitas pasar.
Saham Energi dan Lainnya
ADRO (Adaro Energy) disarankan hold di Rp3.000 dengan target Rp3.200, menurut analisis teknikal. Selain itu, CUAN dan CDIA tetap menarik setelah penguatan kemarin. Dengan demikian, diversifikasi ke infrastruktur dan energi menjadi strategi optimal.
Analisis Pasar Saham 9 Oktober
Pola Uptrend dan Potensi Koreksi
IHSG 9 Oktober membentuk wave [v] dari wave 5, dengan proyeksi ke 8.302, menurut analisis teknikal. Selain itu, aksi jual asing Rp3,1 triliun sepekan terakhir menjadi perhatian. Akibatnya, level support 8.064–8.120 perlu dijaga untuk menghindari koreksi. Oleh karena itu, investor domestik yang kuat menjadi kunci stabilitas pasar.
Stimulus Fiskal dan Ekonomi Q4
Kebijakan stimulus fiskal Q4 2025, seperti penurunan BI Rate ke 4,75%, mendukung pertumbuhan ekonomi di atas 5,5%. Selain itu, cadangan devisa stabil dan penjualan kendaraan naik 10% YoY menjadi katalis positif. Dengan demikian, IHSG 9 Oktober memiliki fondasi kuat untuk penguatan jangka pendek.
Dampak Global dan Domestik
Pengaruh Global The Fed
Pelonggaran kebijakan The Fed mendorong inflow dana ke pasar emerging, termasuk Indonesia. Selain itu, harga emas dunia di US$3.635/oz mendukung saham pertambangan seperti ANTM. Akibatnya, IHSG 9 Oktober mendapat dorongan eksternal. Oleh karena itu, investor perlu memantau volatilitas global.
Optimisme Domestik
Konsumsi domestik naik 5% dan penjualan kendaraan 12% pada September 2025 memperkuat pasar, menurut data ekonomi. Selain itu, surplus perdagangan US$5,49 miliar menjaga stabilitas rupiah. Dengan demikian, fondasi ekonomi Indonesia mendukung penguatan IHSG.
Penutup
IHSG 9 Oktober menguat 0,23% ke 8.184, didorong sektor infrastruktur dan perbankan, meskipun tekanan pada saham blue chip. Saham seperti AKRA, BBYB, EXCL, dan INDF menawarkan peluang investasi menarik. Oleh karena itu, dengan stimulus fiskal dan stabilitas makro, IHSG berpotensi menuju 8.300. Dengan demikian, investor perlu waspada terhadap koreksi sambil memanfaatkan saham unggulan untuk keuntungan optimal.