
IHSG Melemah Awal Pekan 2025
smart-money.co – IHSG Melemah Awal Pekan jadi realitas setelah Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi pada pembukaan perdagangan Senin, 13 Oktober 2025, turun 118,28 poin atau 1,31% ke level 8.153,88, menurut Radiosmartfm.com (10:56 WIB). Meski rekor tertinggi 8.250,93 pada 9 Oktober, analis prediksi penurunan akibat sentimen global. Selain itu, 402 saham melemah, volume Rp1,88 triliun. Oleh karena itu, artikel ini ulas IHSG Melemah Awal Pekan, penyebab, top losers/gainers, dan rekomendasi saham.
Penyebab Melemahnya IHSG
Sentimen Global
Perang dagang AS-China tekan pasar. Selain itu, suku bunga BI 5,5% dan inflasi 3,5% beban sektor keuangan. Akibatnya, IHSG turun 1,31%. Dengan demikian, IHSG Melemah Awal Pekan wajar.
Sektor Terdampak
Sektor keuangan turun 1,13%, perindustrian 0,98%, transportasi 0,79%. Selain itu, 83 saham menguat, 150 stagnan. Oleh karena itu, pasar campur aduk.
Top Losers dan Gainers LQ45
Top Losers LQ45
BBTN turun 2,95%, ISAT 2,57%, PTBA 2,52%. Selain itu, sektor keuangan dominasi. Akibatnya, investor hati-hati. Dengan demikian, IHSG Melemah Awal Pekan tekan blue chip.
Top Gainers LQ45
ANTM naik 3,02%, GOTO 1,85%, JPFA 0,77%. Selain itu, tambang dan tech bertahan. Oleh karena itu, peluang di saham ini.
Analisis dan Rekomendasi Saham
Analisis Pasar
Analis sebut koreksi sementara, IHSG rebound ke 8.300 akhir Oktober. Selain itu, inflow asing Rp300 miliar dukung. Akibatnya, beli di dip. Dengan demikian, koreksi pasar jadi peluang.
Rekomendasi Saham
Rekomendasi: ANTM (buy on weakness, target Rp2.000), GOTO (hold, dividen 5%). Selain itu, hindari BBTN jangka pendek. Oleh karena itu, diversifikasi sektor.
Dampak pada Investor
Strategi Jangka Pendek
Investor ritel jual di puncak, beli di dip. Selain itu, pantau sentimen global. Akibatnya, cuan 5-10%. Dengan demikian, strategi ini efektif.
Jangka Panjang
Fokus saham fundamental seperti TLKM. Selain itu, rebalancing portofolio. Oleh karena itu, kestabilan terjaga.
Penutup
IHSG turun ke 8.153,88 akibat sentimen global. Top losers BBTN, gainers ANTM. Oleh karena itu, beli di dip dan diversifikasi. Dengan demikian, 2025 tetap peluang investasi!