
Prabowo
smart-money.co – Presiden Prabowo Subianto menyampaikan visi ambisius Indonesia menjadi lumbung pangan dunia dalam pidatonya di Sidang Majelis Umum PBB pada 24 September 2025. Prabowo di Sidang Majelis Umum PBB: RI Akan Jadi Lumbung Pangan Dunia menyoroti capaian cadangan beras, rencana pertanian cerdas, dan proyek tanggul raksasa untuk atasi perubahan iklim. Untuk itu, artikel ini membahas visi lumbung pangan, strategi ketahanan pangan, tantangan perubahan iklim, proyek tanggul Pantura, dan dampak global Indonesia.
Visi Lumbung Pangan di Prabowo PBB 2025
Prabowo menegaskan keyakinannya bahwa Indonesia akan menjadi lumbung pangan dunia dalam beberapa tahun mendatang. Selain itu, ia mencatat cadangan beras Indonesia mencapai 3,7 juta ton per Mei 2025, rekor tertinggi menurut Bulog (web:0). Untuk itu, swasembada beras telah tercapai, dengan ekspor ke negara seperti Palestina. Meski begitu, ambisi ini memerlukan langkah konkret seperti rantai pasok pangan yang tangguh. Oleh karena itu, Prabowo menekankan investasi pada pertanian cerdas dan produktivitas petani. Dengan demikian, Prabowo di Sidang Majelis Umum PBB: RI Akan Jadi Lumbung Pangan Dunia mencerminkan optimisme berbasis data.
CNN Indonesia (web:0) melaporkan produksi beras Indonesia 2025 sebagai yang tertinggi dalam sejarah.
Strategi Ketahanan Pangan di Lumbung Pangan Indonesia 2025
Indonesia fokus membangun rantai pasok pangan yang kuat untuk mewujudkan visi lumbung pangan. Selain itu, pemerintah berinvestasi pada teknologi pertanian cerdas, seperti irigasi modern dan benih unggul. Untuk itu, program pelatihan petani meningkatkan produktivitas, dengan target kenaikan hasil panen 10% dalam tiga tahun (web:0). Meski begitu, tantangan seperti lahan terbatas dan urbanisasi perlu solusi inovatif. Oleh karena itu, kolaborasi dengan sektor swasta dan internasional jadi kunci. Dengan demikian, strategi ini memperkuat posisi Indonesia di panggung global.
Postingan di X dari @KemendagRI (24 Sep 2025) memuji langkah Prabowo mempromosikan ketahanan pangan di PBB (post:3).
Tantangan Perubahan Iklim di Prabowo PBB 2025
Prabowo menyoroti dampak perubahan iklim, terutama kenaikan permukaan air laut sebesar 5 cm per tahun di pesisir utara Jakarta (web:0). Selain itu, ancaman terhadap ketahanan pangan, energi, dan air semakin kompleks seiring pertumbuhan populasi global. Untuk itu, Indonesia memilih pendekatan proaktif dengan langkah nyata, bukan hanya slogan. Meski begitu, dampak iklim seperti banjir dan kekeringan mengancam produktivitas pertanian. Oleh karena itu, kebijakan adaptasi dan mitigasi jadi prioritas. Dengan demikian, Indonesia menunjukkan komitmen pada Kesepakatan Paris 2015.
Kompas.com (web:2) mencatat perubahan iklim sebagai tantangan utama ketahanan pangan global.
Proyek Tanggul Raksasa di Lumbung Pangan Indonesia 2025
Untuk mengatasi kenaikan air laut, Prabowo mengumumkan rencana pembangunan tanggul raksasa sepanjang 480 km di Pantura (web:0). Selain itu, proyek ini, yang diperkirakan memakan waktu 20 tahun, menunjukkan urgensi menghadapi perubahan iklim. Untuk itu, anggaran besar dan teknologi canggih akan dikerahkan untuk melindungi pesisir Jakarta dan sekitarnya. Meski begitu, tantangan seperti biaya dan dampak lingkungan perlu perhatian. Oleh karena itu, kolaborasi dengan negara maju seperti Belanda direncanakan. Dengan demikian, proyek ini jadi simbol langkah nyata Indonesia.
Detik.com (web:4) menyebut tanggul Pantura sebagai proyek ambisius untuk lindungi ibu kota dari banjir.
Dampak Global Indonesia di Prabowo PBB 2025
Pidato Prabowo di PBB memperkuat posisi Indonesia sebagai pemain kunci di isu pangan dan iklim. Selain itu, ekspor beras ke Palestina menunjukkan peran kemanusiaan Indonesia (web:0). Untuk itu, visi lumbung pangan dunia menarik perhatian negara berkembang lain. Meski begitu, Indonesia harus bersaing dengan negara seperti Thailand dan Vietnam di pasar pangan global. Oleh karena itu, diplomasi ekonomi dan promosi pertanian cerdas akan meningkatkan pengaruh global. Dengan demikian, Indonesia siap memimpin dalam ketahanan pangan.
Antara News (web:1) melaporkan pidato Prabowo mendapat sambutan positif dari delegasi PBB.
Latar Belakang dan Konteks
Indonesia telah lama berupaya mencapai swasembada pangan, dengan keberhasilan signifikan pada 2025 melalui cadangan beras 3,7 juta ton (web:0). Selain itu, perubahan iklim menjadi ancaman nyata, dengan Jakarta sebagai salah satu kota paling rentan terhadap kenaikan air laut (web:2). Untuk itu, pidato Prabowo di PBB menegaskan langkah strategis Indonesia. Meski begitu, tantangan seperti biaya proyek tanggul dan distribusi pangan perlu solusi terpadu. Oleh karena itu, komitmen pada Kesepakatan Paris memperkuat reputasi global.
Tantangan dan Solusi
Tantangan utama adalah biaya besar untuk tanggul Pantura dan keterbatasan lahan pertanian. Selain itu, fluktuasi iklim dapat mengganggu produksi pangan. Untuk itu, investasi pada teknologi seperti drone pertanian dan sistem irigasi pintar jadi solusi. Meski begitu, koordinasi antarlembaga perlu diperkuat untuk implementasi. Oleh karena itu, pendanaan internasional dan kemitraan swasta dapat membantu.
Kesimpulan
Prabowo di Sidang Majelis Umum PBB: RI Akan Jadi Lumbung Pangan Dunia menegaskan ambisi Indonesia dengan cadangan beras rekor dan rencana tanggul raksasa Pantura. Dengan pertanian cerdas dan komitmen pada Kesepakatan Paris, Indonesia menjawab tantangan pangan dan iklim. Untuk itu, kolaborasi global dan teknologi jadi kunci. Meski begitu, tantangan biaya dan distribusi perlu perhatian. Dengan demikian, Indonesia siap memimpin sebagai lumbung pangan dunia di 2025 dan seterusnya.