Purbaya Akui Target Pajak 2025
smart-money.co – Purbaya akui target pajak 2025 susah tercapai karena ekonomi Indonesia melambat, bukan kesalahan pegawai DJP. Sebagai contoh, realisasi hingga Oktober 2025 Rp1.402,2 triliun (81% dari target Rp1.731,3 triliun). Selain itu, pertumbuhan ekonomi Q3 hanya 4,95% (yoy), di bawah target 5,2%. Dengan demikian, defisit APBN melebar ke 2,7% PDB. Oleh karena itu, artikel ini sajikan pernyataan Purbaya, data realisasi, faktor ekonomi, dan implikasi 2025.
Pernyataan Purbaya di Rapat LTO 7 November 2025
Purbaya akui target pajak 2025 susah dalam rapat Kantor Wilayah DJP Wajib Pajak Besar (LTO), Jakarta, Jumat 7 November. Sebagai contoh, ia tegas: “Bukan salah orang pajak, karena ekonominya turun”. Selain itu, video TikTok @purbayayudhis viral 500 ribu views. Dengan demikian, Purbaya puji kinerja DJP meski tekanan tinggi. Oleh karena itu, fokus optimalisasi bukan paksaan. Akibatnya, motivasi pegawai naik.
Data Realisasi Pajak hingga Oktober 2025
Realisasi penerimaan pajak hingga 31 Oktober 2025 Rp1.402,2 triliun (81% target). Sebagai contoh, PPh non-migas Rp762,9 triliun (80,2%), PPN Rp639,3 triliun (81,9%). Selain itu, pertumbuhan hanya 0,8% (yoy) vs target 7,8%. Dengan demikian, shortfall Rp329,1 triliun. Oleh karena itu, November-Desember butuh Rp329 triliun ekstra. Akibatnya, risiko gagal target tinggi.
Faktor Ekonomi Turun Picu Target Pajak Susah
Purbaya akui target pajak 2025 susah karena:
- Konsumsi rumah tangga lemah 4,8% (Q3).
- Investasi PMA/PMDN turun 5% akibat suku bunga tinggi.
- Ekspor komoditas (CPO, batu bara) anjlok 15% harga global turun.
- Inflasi 2,5%, tapi daya beli menengah bawah stagnan.
Sebagai contoh, PMI manufaktur 47,2 (kontraksi). Dengan demikian, basis pajak menyusut. Oleh karena itu, DJP sulit capai target meski intensifikasi.
Implikasi dan Solusi Pemerintah 2025
Defisit APBN melebar ke 2,7% PDB (target 2,5%). Sebagai contoh, pemangkasan belanja Rp200 triliun Q4. Selain itu, insentif pajak UMKM naik. Dengan demikian, target pajak 2026 direvisi turun 5%. Oleh karena itu, Sri Mulyani (eks) prediksi 2026 lebih baik. Akibatnya, stabilitas fiskal terjaga.
Purbaya akui target pajak 2025 susah karena ekonomi turun, bukan salah DJP. Oleh karena itu, realisasi 81% Oktober. Sebagai contoh, PPN Rp639 T. Selain itu, defisit 2,7% PDB. Dengan demikian, revisi target. Akibatnya, APBN aman!
