Rupiah Terkapar
smart-money.co – Rupiah terkapar di Rp 16.650 per dolar AS pada 3 November 2025, pelemahan 0,15% dari Rp 16.630, terlemah sejak 30 September 2025 (Refinitiv). Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo jelaskan pelemahan ini akibat tekanan global dan domestik, tapi BI komitmen jaga stabilitas. Artikel ini bahas rupiah Rp 16.650 penjelasan Perry Warjiyo, faktor penyebab, dampak, strategi BI, dan prospek 2025.
Penjelasan Perry Warjiyo: Tekanan Global & Domestik
Perry Warjiyo ungkap pelemahan rupiah Rp 16.650 sejak akhir Kuartal III-2025 (1,05% dari Agustus) akibat ketidakpastian global tinggi. Sebagai contoh, kebijakan tarif resiprokal AS awal April 2025 tekan rupiah ke Rp 17.000, tapi BI stabilkan ke Rp 16.300 (31 Oktober 2025, +0,21% dari September). Selain itu, tekanan domestik tambah faktor. Dengan demikian, BI intervensi valas. Oleh karena itu, komitmen kuat. Akibatnya, rupiah terkendali.
Faktor Penyebab Pelemahan Rupiah
Pelemahan rupiah Rp 16.650 dipicu Nonfarm Payroll (NFP) AS kuat turunkan ekspektasi pemangkasan suku bunga Fed (Lukman Leong, Doo Financial). Sebagai contoh, Fed potong 25 bps ke 4,00-4,25% (pertama sejak Desember 2024), tapi hawkish pejabat Fed perkuat dolar. Selain itu, imbal hasil obligasi AS tinggi tarik investor. Dengan demikian, mata uang emerging melemah. Oleh karena itu, BI pantau. Akibatnya, fluktuasi terkendali.
Dampak Pelemahan Rupiah Rp 16.650
Dampak: Impor mahal naikkan harga bahan baku 5-10% (Kompas). Sebagai contoh, BBM, impor pangan terdampak. Selain itu, ekspor kompetitif tapi utang luar negeri naik. Dengan demikian, inflasi potensi 3,5% (BI). Oleh karena itu, BI stabilkan. Akibatnya, pertumbuhan 5% terjaga.
Strategi BI Jaga Rupiah
BI intervensi valas, atur suku bunga BI-Rate 6,00% (Perry). Sebagai contoh, stabilisasi akhir September ke Rp 16.630. Selain itu, koordinasi KSSK. Dengan demikian, rupiah kuat. Oleh karena itu, inflasi sasaran 2,5±1% 2025-2026. Akibatnya, aman.
Prospek Rupiah 2025
Prospek: Rupiah stabil Rp 16.300-16.500, BI yakin kuat fundamental (Perry). Sebagai contoh, ekspor nikel, sawit naik 10%. Selain itu, investasi asing 15% (Kemenkeu). Dengan demikian, tren penguatan. Oleh karena itu, pantau Fed. Akibatnya, BI optimis.
Rupiah Rp 16.650 tertekan global & domestik, tapi BI aman. Oleh karena itu, ikuti update 2025. Sebagai contoh, intervensi valas. Selain itu, suku bunga stabil. Dengan demikian, pertumbuhan aman. Akhirnya, rupiah kuat!
