
Trump Perpanjang Divestasi TikTok
smart-money.co – Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk memperpanjang tenggat divestasi TikTok hingga 16 Desember 2025, memberikan ByteDance lebih banyak waktu untuk menjual operasi AS-nya. Langkah ini mengikuti perundingan dengan China yang mendekati kesepakatan, menghindari larangan nasional. Artikel ini mengulas perpanjangan ini, latar belakang undang-undang, dan implikasinya, berdasarkan Bisnis.com per 17 September 2025.
Latar Belakang Divestasi TikTok
Undang-Undang Protecting Americans from Foreign Adversary Controlled Applications Act, disahkan Joe Biden, mewajibkan ByteDance menjual TikTok pada Januari 2025 untuk menghindari larangan. Trump, yang sebelumnya mendukung larangan, kini menunda penegakan untuk kesepakatan dengan China. Perpanjangan ini menjadi yang keempat, meski undang-undang hanya izinkan satu perpanjangan 90 hari. Dengan demikian, TikTok tetap beroperasi di AS, termasuk di App Store Apple dan Google Play.
Perundingan dengan China
Trump mengklaim kesepakatan hampir final setelah berbicara dengan Xi Jinping. Menteri Keuangan Scott Bessent mengonfirmasi kerangka kesepakatan melindungi keamanan nasional AS sambil memenuhi kepentingan China. Menurut Bloomberg, operasi TikTok AS akan dikendalikan konsorsium termasuk Oracle Corp., Silver Lake, dan Andreessen Horowitz. Oracle kemungkinan tetap jadi mitra teknis dan cloud provider. Dengan kata lain, kesepakatan ini menghindari larangan total.
Kontroversi Perpanjangan Trump
Perpanjangan berulang Trump memicu pertanyaan legalitas, meski resistensi politik melemah. Trump meremehkan isu privasi TikTok, menyebutnya “dilebih-lebihkan”. Ia baru saja meluncurkan akun TikTok Gedung Putih, menunjukkan sikap pro-TikTok. Untuk itu, keputusan ini kontras dengan kekhawatiran bipartisan tentang pengaruh Beijing pada data pengguna AS.
Jadwal dan Dampak
Kesepakatan diharapkan final dalam 30-45 hari, sebelum akhir 2025. TikTok tetap tersedia, mendukung 170 juta pengguna AS. Namun, Beijing harus menyetujui penjualan. Dengan demikian, perpanjangan ini memberi waktu negosiasi, tetapi ketegangan AS-China tetap ada.
Kesimpulan
Trump perpanjang divestasi TikTok hingga 16 Desember 2025, mendekati kesepakatan dengan China. Oracle jadi mitra potensial, menghindari larangan. Langkah ini kontroversial, tapi menyelamatkan TikTok sementara. Oleh sebab itu, masa depan TikTok bergantung pada kesepakatan akhir.